Metode Untuk
Memperoleh Pengetahuan
Kata metode berasal bahasa Yunani yaitu kata
"methos" yang terdiri dari unsur kata berarti cara, perjalanan
sesudah, dan kata "kovos" berarti cara perjalanan, arah. Metode
merupakan kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa
proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu
penelitian dan kajian ilmiah. Pertanyaan utama dalam permasalahan epistemologi
(pengetahuan) yang dimunculkan dan dibahas adalah mengenai bagaimana cara
memperoleh tentang pengatahuan? atau lebih tepatnya bagaimana metode untuk
memperoleh pengetahuan?. Menurut kajian epistemologi terdapat beberapa metode
untuk memperoleh pengetahuan, diantaranya adalah :
1. Metode Empirisme.
Menurut paham
empirisme, metode untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada pengalaman yang
bersifat empiris, yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya
melalui pengamalan indera manusia. Seperti petanyaan-pertanyaan bagaimana orang
tahu es membeku? Jawab kaum empiris adalah karena saya melihatnya (secara
inderawi/panca indera), maka pengetahuan diperoleh melalui perantaraan indera.
Menurut John Locke (Bapak Empirisme Britania) berkata, waktu manusia
dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan kosong, dan didalam buku
catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman indera. Akal merupakan sejenis
tempat penampungan, yang secara prinsip menerima hasil-hasil penginderaan
tersebut. Proses terjadinya pengetahuan menurut penganut empirisme berdasarkan
pengalaman akibat dari suatu objek yang merangsang alat inderawi, kemudian
menumbuhkan rangsangan saraf yang diteruskan ke otak. Di dalam otak, sumber
rangsangan sebagaimana adanya dan dibentuklah tanggapan-tanggapan mengenai
objek yang telah merangsang alat inderawi ini. Kesimpulannya adalah metode
untuk memperoleh pengetahuan bagi penganut empirisme adalah berdasarkan
pengalaman inderawi atau pengalaman yang bisa ditangkap oleh panca indera
manusia.
2. Metode Rasionalisme
Berbeda dengan penganut empirisme, karena rasionalisme
memandang bahwa metode untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal
pikiran. Bukan berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan
pengalaman dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh
suatu pengetahuan. Menurut Rene Descartes (Bapak Rasionalisme), bahwa kebenaran
suatu pengetahuan melalui metode deduktif melalui cahaya yang terang dari akal
budi. Maka akal budi dipahamkan sebagai :
a.Sejenis perantara khusus, yang dengan perantara
itu dapat dikenal kebenaran.
b.Suatu teknik deduktif yang dengan memakai teknik
tersebut dapat ditemukan kebenaran-kebenaran yaitu dengan melakukan penalaran.
Fungsi pengalaman inderawi bagi penganut
rasionalisme sebagai bahan pembantu atau sebagai pendorong dalam
penyelidikannya suatu memperoleh kebenaran.
3. Metode Fenomenalisme
Immanuel Kant adalah filsuf Jerman abad XX yang
melakukan kembali metode untuk memperoleh pengetahuan setelah memperhatikan
kritikan-kritikan yang dilancarkan oleh David Hume terhadap pandangan yang
bersifat empiris dan rasionalisme. Menurut Kant, metode untuk memperoleh
pengetahuan tidaklah melalui pengalaman melainkan ditumbuhkan dengan
pengalaman-pengalaman empiris disamping pemikiran akal rasionalisme. Ada empat
macam pengetahuan menurut Kant :
a.Pengetahuan analisis a priori yaitu pengetahuan
yang dihasilkan oleh analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak
tergantung pada adanya pengalaman, atau yang ada sebelum pengalaman.
b.Pengetahuan sintesis a priori, yaitu pengetahuan
sebagai hasil penyelidikan akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri
yang mempersatukan dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah.
c.Pengetahuan analitis a posteriori, yaitu
pengetahuan yang terjadi sebagai akibat pengalaman.
d.Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu
pengetahuan sebagai hasil keadaan yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman
yang berbeda.
Menurut Kant, syarat dasar bagi ilmu pengetahuan
adalah:
a.Bersifat umum dan bersifat perlu mutlak.
b.Memberi pengetahuan yang baru.
Pengetahuan tentang gejala (phenomenon) merupakan
pengetahuan yang paling sempurna, karena ia dasarkan pada pengalaman inderawi
dan pemikiran akal, jadi Kant mengakui dan memakai empirisme dan rasionalisme
dalam metode fenomenologinya untuk memperoleh pengetahuan.
4. Metode Intuisionisme
Metode intuisionisme adalah suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan melalui intuisi tentang kejadian sesuatu secara nisbi
atau pengetahuan yang ada perantaraannya. Menurut Henry Bergson, penganut
intusionisme, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui suatu pengetahuan
secara langsung. Metode intuisionisme adalah metode untuk memperoleh
pengetahuan dalam bentuk perbuatan yang pernah dialami oleh manusia. Jadi
penganut intuisionisme tidak menegaskan nilai pengalaman inderawi yang bisa
menghasilkan pengetahuan darinya. Maka intuisionisme hanya mengatur bahwa
pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi.
5. Metode Ilmiah
Pada metode ilmiah, untuk memperoleh pengetahuan
dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai
pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Metode ilmiah diawali dengan
pengalaman-pengalaman dan dihubungkan satu sama lain secara sistematis dengan
fakta-fakta yang diamati secara inderawi. Untuk memperoleh pengetahuan dengan
metode ilmiah dibuktikan hipotesa, yaitu usulan penyelesaian berupa saran dan
sebagai konsekuensinya harus dipandang bersifat sementara dan memerlukan
verifikasi dalam proses hipotesis ini. Kegiatan akal bergerak keluar dari
pengalaman mencari suatu bentuk untuk didalamnya disusun fakta-fakta secara
nyata. Untuk memperkuat hipotesa dibutuhkan dua bahan-bahan bukti :
a.Bahan-bahan keterangan yang diketahui harus
cocok dengan hipotesa tersebut. b.Hipotesa itu harus meramalkan bahan-bahan
yang dapat diamati yang memang demikian keadaannya. Pada metode ilmiah
dibutuhkan proses peramalan dengan deduksi. Deduksi pada hakikatnya bersifat
rasionalistis dan merupakan suatu faktor penting didalam metode ilmiah.
D . Kesimpulan
Berdasarkan keterangan dari kelima metode tersebut
dapat tergambar bahwa masing-masing metode mengklaim dirinyalah yang paling
bagus dan berhak diakui sebagai metode epistemologi yang cocok. Hal demikian
akan menyebabkan selalu timbul permasalahan epistemologi. Masing-masing metode
epistemologi bagus dan cocok menurut kerangka dan pola epistemologi mereka
masing-masing. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa masalah
epistemologi adalah masalah yang berkaitan dengan eksistensi epistemologi dan
hal ini sangat penting dalam mengantarkan manusia berpengetahuan.