Senin, 30 Januari 2012

Hydroplaning

Kecelakaan pesawat seperti yang dialami oleh Sriwijaya Air di Bandara Internasional Adisutjipto Selasa (20/12) sore dapat terjadi akibat beberapa hal.
Cuaca buruk, kesalahan pilot (pilot error), kerusakan pesawat dan prasarana yang kurang memenuhi syarat bisa menjadi penyebab terjadinya pesawat yang tergelincir di ujung landasan.
Kondisi permukaan landasan merupakan bagian penting dari fasilitas prasarana sisi udara harus memenuhi standar structural performance dan functional performance.
Prasarana sisi udara (air side) termasuk fasiltias pendukungnya menjadi hal yang penting diperhatika untuk menghindari kecelakaan pesawat mengingat Indonesia terletak di daerah tropis.
Kondisi cuaca kerap kurang menguntungkan dalam operasi penerbangan, tetapi dapat diantisipasi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika serta peralatan pemantau cuaca yang tersedia di bandara maupun di pesawat yang semakin canggih.
Selain kualifikasi pilot dan kondisi pesawat tentunya harus memenuhi standar internasional. Landasan bandara harus memenuhi dua syarat, yaitu structural performance dan functional performance.
Structural performance artinya landasan tersebut harus mampu melayani semua jenis pesawat di bandara tersebut sampai jumlah lintasan tertentu tanpa mengalami kerusakan.
Sedangkan functional performance artinya landasan tersebut harus mampu melayani pesawat dengan aman dan nyaman walaupun dalam kondisi basah atau hujan.
Ada tiga parameter yang harus dipenuhi dalam hal structural performance dan functional performance yaitu skid resistance (kekesatan), roughness (kekasaran), dan evenness (kerataan).
Skid resistance artinya permukaan landasan harus cukup kesat sehingga pesawat yang sedang take off maupun landing tidak tergelincir walaupun kondisinya basah atau hujan.
Skid resistance ini dapat mengalami penurunan akibat dari gesekan antara permukaan landasan dengan roda pesawat sehingga prtmukaan landasan menjadi licin atau aus serta terjadinya rubber deposit.
Roughness artinya permukaan landasan menjadi kasar sehingga menimbulkan getaran pada pesawat akibatnya penumpang merasa tidak nyaman.
Evenness artinya landasan harus cukup rata dan diberikan slope (kemiringan) sekitar 1.5% agar supaya air hujan tidak menimbulkan genangan di atas permukaan landasan, karena gangguan air tersebut dapat menimbulkan hydroplaning.
Hydroplaning merupakan peristiwa yang terjadi saat pesawat dengan kecepatan tertentu antara 110-140 mil per jam di atas permukaan landasan yang tergenang air setinggi 12 milimeter akan kehilangan kemudi akibat koefisien gesek yang sangat rendah.
Hal itu disebabkan selaput tipis air yang membatasi antara permukaan landasan dan permukaan roda pesawat sehingga pesawat dapat tergelincir keluar landas pacu.
Untuk menghindari peristiwa hydroplaning, selain landasan pacu cukup rata, juga harus dilengkapi sistem drainase yang baik
Dengan memperhatikan hal tersebut, untuk landasan yang licin (skid resistance rendah) dan tidak rata, mudah terjadi genangan air hujan, kemungkinan tergelincirnya pesawat pada saat take off maupun landing sangat besar.
Guna menghindari hydroplaning, direkomendasikan sebaiknya permukaan runway dibaut alur melintang (transverse grooving) guna menambah surface run off dan diperlukan kondisi permukaan runway yang baik.
Selain itu, rekomendasi Federal Aviation Administration (FAA) menyebutkan perlu dilakukan survey berkala meliputi skid resistance dan menghilangkan rubber deposit yang jumlahnya per tahun disesuaikan dengan aircraft movement di Bandar udara masing-masing.
Sebagai contoh Bandar udara yang melayani pesawat jet lebih dari 90 landing perhari, pembersihan rubber deposit dilakukan setiap empat bualn dan pengujian friction dilakukan setiap bulan.
Cara lain dengan membentuk slope memanjang dan melintang permukaan runway sesuai yang direkomendasikan ICAO, Aerodomes Annex 14 Tahun 1999 serta menghilangkan terjadinya genangan air di permukaan runway apabila terjadi hujan guna mencegah terjadinya hydroplaning.
Cara lain untuk mengatasi agar menghindari pesawat tergelincir lain, diantaranya dengan mempertahankan makrotekstur dan mikrotekstur permukaan runway agar supaya permukaan runway tetap mempunyai skid resistance terhadap pesawat yang beroperasi.
Hal lain yang harus diperhatikan yaitu memperbaiki sistem drainase di kawasan Bandara khususnya prasarana sisi udara.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar