Rabu, 25 April 2012

Hal-Hal Yang Membuat Marah Di Jalan


HAL - HAL YANG MEMBUAT MARAH DI JALAN
 
Peristiwa
  1. Kemacetan
  2. Lampu merah terlalu panjang
  3. Asap kendaraan
  4. Suara kendaraan yang terlalu bising
  5. Parkir on street
  6. Pedagang kaki lima di trotoar/badan jalan
  7. Pengamen dan peminta-minta
  8. Rombongan kampanye atau pawai
  9. Pengalihan arus lalu lintas secara mendadak
  10. Becak atau andong di depan
  11. Adanya speed hump atau polisi tidur
  12. Jalan berlubang
  13. Cuaca mendung kemudian hujan
  14. Perlintasan kereta (menunggu lama kereta)
  15. Razia polisi
  16. Rambu lalu lintas tidak jelas
  17. Balapan liar
  18. Nonton kecelakaan

Perilaku
1.      Melawan arus
2.      Tidak member sinyal pada saat mau belok
3.      Melakukan manuver seenaknya di jalan
4.      Menyalib dari kiri
5.      Ngedim
6.      Menyalakan klakson secara berlebihan
7.      Memainkan gas
8.      Ngobrol dengan pengendara lain saat di jalan
9.      SMS dan telepon pada saat berkendara
10.  Tidak member kesempatan pada kendaraan lain yang akan menyeberang
11.  Ngerem mendadak
12.  Ngebut di jalan
13.  Salah mengambil lajur jika mau berbelok
14.  Bus berhenti seenaknya
15.  Bus nunggu penumpang di jalan (ngetem)
16.  Lupa mematikan lampu sign
17.  Mengikuti ambulance dari belakang
18.  Menutupi lajur belok kiri jalan terus
19.  Kendaraan ragu-ragu
20.  Berhenti atau parkir sembarangan

Metode Untuk Memperoleh Pengetahuan


Metode Untuk Memperoleh Pengetahuan

Kata metode berasal bahasa Yunani yaitu kata "methos" yang terdiri dari unsur kata berarti cara, perjalanan sesudah, dan kata "kovos" berarti cara perjalanan, arah. Metode merupakan kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematik dari beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan yang sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah. Pertanyaan utama dalam permasalahan epistemologi (pengetahuan) yang dimunculkan dan dibahas adalah mengenai bagaimana cara memperoleh tentang pengatahuan? atau lebih tepatnya bagaimana metode untuk memperoleh pengetahuan?. Menurut kajian epistemologi terdapat beberapa metode untuk memperoleh pengetahuan, diantaranya adalah :

1. Metode Empirisme.
Menurut paham empirisme, metode untuk memperoleh pengetahuan didasarkan pada pengalaman yang bersifat empiris, yaitu pengalaman yang bisa dibuktikan tingkat kebenarannya melalui pengamalan indera manusia. Seperti petanyaan-pertanyaan bagaimana orang tahu es membeku? Jawab kaum empiris adalah karena saya melihatnya (secara inderawi/panca indera), maka pengetahuan diperoleh melalui perantaraan indera. Menurut John Locke (Bapak Empirisme Britania) berkata, waktu manusia dilahirkan, akalnya merupakan sejenis buku catatan kosong, dan didalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman indera. Akal merupakan sejenis tempat penampungan, yang secara prinsip menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Proses terjadinya pengetahuan menurut penganut empirisme berdasarkan pengalaman akibat dari suatu objek yang merangsang alat inderawi, kemudian menumbuhkan rangsangan saraf yang diteruskan ke otak. Di dalam otak, sumber rangsangan sebagaimana adanya dan dibentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat inderawi ini. Kesimpulannya adalah metode untuk memperoleh pengetahuan bagi penganut empirisme adalah berdasarkan pengalaman inderawi atau pengalaman yang bisa ditangkap oleh panca indera manusia.

2. Metode Rasionalisme
Berbeda dengan penganut empirisme, karena rasionalisme memandang bahwa metode untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui akal pikiran. Bukan berarti rasionalisme menegasikan nilai pengalaman, melainkan pengalaman dijadikan sejenis perangsang bagi akal pikiran untuk memperoleh suatu pengetahuan. Menurut Rene Descartes (Bapak Rasionalisme), bahwa kebenaran suatu pengetahuan melalui metode deduktif melalui cahaya yang terang dari akal budi. Maka akal budi dipahamkan sebagai :
a.Sejenis perantara khusus, yang dengan perantara itu dapat dikenal kebenaran.
b.Suatu teknik deduktif yang dengan memakai teknik tersebut dapat ditemukan kebenaran-kebenaran yaitu dengan melakukan penalaran.
Fungsi pengalaman inderawi bagi penganut rasionalisme sebagai bahan pembantu atau sebagai pendorong dalam penyelidikannya suatu memperoleh kebenaran.

3. Metode Fenomenalisme
Immanuel Kant adalah filsuf Jerman abad XX yang melakukan kembali metode untuk memperoleh pengetahuan setelah memperhatikan kritikan-kritikan yang dilancarkan oleh David Hume terhadap pandangan yang bersifat empiris dan rasionalisme. Menurut Kant, metode untuk memperoleh pengetahuan tidaklah melalui pengalaman melainkan ditumbuhkan dengan pengalaman-pengalaman empiris disamping pemikiran akal rasionalisme. Ada empat macam pengetahuan menurut Kant :
a.Pengetahuan analisis a priori yaitu pengetahuan yang dihasilkan oleh analisa terhadap unsur-unsur pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalaman, atau yang ada sebelum pengalaman.
b.Pengetahuan sintesis a priori, yaitu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan akal terhadap bentuk-bentuk pengalamannya sendiri yang mempersatukan dan penggabungan dua hal yang biasanya terpisah.
c.Pengetahuan analitis a posteriori, yaitu pengetahuan yang terjadi sebagai akibat pengalaman.
d.Pengetahuan sintesis a posteriori yaitu pengetahuan sebagai hasil keadaan yang mempersatukan dua akibat dari pengalaman yang berbeda.
Menurut Kant, syarat dasar bagi ilmu pengetahuan adalah:
a.Bersifat umum dan bersifat perlu mutlak.
b.Memberi pengetahuan yang baru.
Pengetahuan tentang gejala (phenomenon) merupakan pengetahuan yang paling sempurna, karena ia dasarkan pada pengalaman inderawi dan pemikiran akal, jadi Kant mengakui dan memakai empirisme dan rasionalisme dalam metode fenomenologinya untuk memperoleh pengetahuan.

4. Metode Intuisionisme
Metode intuisionisme adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan melalui intuisi tentang kejadian sesuatu secara nisbi atau pengetahuan yang ada perantaraannya. Menurut Henry Bergson, penganut intusionisme, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui suatu pengetahuan secara langsung. Metode intuisionisme adalah metode untuk memperoleh pengetahuan dalam bentuk perbuatan yang pernah dialami oleh manusia. Jadi penganut intuisionisme tidak menegaskan nilai pengalaman inderawi yang bisa menghasilkan pengetahuan darinya. Maka intuisionisme hanya mengatur bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui intuisi.

5. Metode Ilmiah
Pada metode ilmiah, untuk memperoleh pengetahuan dilakukan dengan cara menggabungkan pengalaman dan akal pikiran sebagai pendekatan bersama dan dibentuk dengan ilmu. Metode ilmiah diawali dengan pengalaman-pengalaman dan dihubungkan satu sama lain secara sistematis dengan fakta-fakta yang diamati secara inderawi. Untuk memperoleh pengetahuan dengan metode ilmiah dibuktikan hipotesa, yaitu usulan penyelesaian berupa saran dan sebagai konsekuensinya harus dipandang bersifat sementara dan memerlukan verifikasi dalam proses hipotesis ini. Kegiatan akal bergerak keluar dari pengalaman mencari suatu bentuk untuk didalamnya disusun fakta-fakta secara nyata. Untuk memperkuat hipotesa dibutuhkan dua bahan-bahan bukti :
a.Bahan-bahan keterangan yang diketahui harus cocok dengan hipotesa tersebut. b.Hipotesa itu harus meramalkan bahan-bahan yang dapat diamati yang memang demikian keadaannya. Pada metode ilmiah dibutuhkan proses peramalan dengan deduksi. Deduksi pada hakikatnya bersifat rasionalistis dan merupakan suatu faktor penting didalam metode ilmiah.


D . Kesimpulan

Berdasarkan keterangan dari kelima metode tersebut dapat tergambar bahwa masing-masing metode mengklaim dirinyalah yang paling bagus dan berhak diakui sebagai metode epistemologi yang cocok. Hal demikian akan menyebabkan selalu timbul permasalahan epistemologi. Masing-masing metode epistemologi bagus dan cocok menurut kerangka dan pola epistemologi mereka masing-masing. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa masalah epistemologi adalah masalah yang berkaitan dengan eksistensi epistemologi dan hal ini sangat penting dalam mengantarkan manusia berpengetahuan.

Sifat-Sifat Aspal


Sifat-sifat aspal
  1. Sifat mekanis (rheologis)
Hubungan antara tegangan dan regangan aspal yang merupakan fungsi waktu
  1. Sifat thermoplastic
Viskositas (kekentalan) aspal berubah-ubah sesuai perubahan suhu
  1. Sifat durabilitas
Daya tahan aspal untuk mempertahankan sifat asli aspal terhadap perubahan yang diakibatkan oleh cuaca; dan proses pengerjaan perkerasan (pencampuran, penghamparan, pemadatan)
  1. Sifat adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat dalam campuran
Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap mempertahankan ikatan antar agregat tetap pada tempatnya (stabil)
Pemeriksaan sifat fisik aspal
No
Jenis
Alat
Hasil
Keterangan
1
Penetrasi
Penetrometer
Kekerasan aspal
Sifat rheologis aspal
2
Titik lembek (softening point)
Ring and Ball
Batas plastis aspal
Sifat rheologis aspal
3
Titik nyala (flash point)
Cleveland open cup
Batas pemanasan aspal
Untuk menjamin keamanan/safety
4
Daktilitas
Ductility machine
Batas ulur aspal
Sifat durabilitas aspal
Sifat adhesi dan kohesi aspal
5
Kehilangan berat (loss on heating)
Oven loss on heating
Kemurnian aspal
Menjamin mutu aspal
6
Kelarutan dalam CCL4
Labu erlenmeyer
Kemurnian aspal
Menjamin mutu aspal
7
Penetrasi setelah kehilangan berat
penetrometer
Keawetan aspal
Menjamin mutu aspal
8
Berat jenis aspal
picnometer
Kualitas aspal


Pemeriksaan sifat fisik agregat
No
Jenis
Alat
Hasil
Keterangan
1
Analisa saringan (Sieve analysis)
Ayakan (saringan-saringan)
% Lolos
Ukuran maksimum dan gradasi agregat
2
Abrasi
Mesin los angeles
Keausan
Kekerasan agregat
3
Kelekatan agregat terhadap aspal (affinity for Asphalt)
Oven dan timbangan, pencampuran
%Luas permukaan agregat yang terselimuti aspal
-Kelekatan terhadap aspal
-Tekstur permukaan
-Bentuk partikel
4
Berat jenis dan penyerapan terhadap air
Oven dan timbangan
Berat jenis:
-Bulk
-Apparent
-Absorpsi
-kekuatan agregat
-porositas agregat
5
Sand equivalent
Sand equivalent test set
Kebersihan agregat
Kebersihan (cleanliness)